Dari Sekian banyak faktor "kualitas" Air untuk pembudidayaan Ikan, Faktor yang terpenting untuk diperhatikan adalah Kandungan Oksigen terlarut dan kandungan Amonia. Meskipun ikan Lele mempunyai Labirim, yang berguna untuk mengambil oksigen langsung dari udara, namun kandungan oksigen juga ikut menunjang proses metabolisme pada tubuh ikan, sehingga kandungan oksigen yang jelek (terlalu rendah) secara tidak langsung juga berpengaruh pada percepatan pertumbuhan yang lambat. Ini biasanya disiasati oleh para pembudidaya dengan melkukan sistem sirkulasi dengan menggunakan Pompa sebagai penggeraknya. Sementara untuk mengurangi timbulnya Gas Amonia, yang notabene adalah sebagai musuh nomor wahid dari ikan Lele, dilakukan dengan membuat konstruksi kolam yang miring, mengarah ke pembuangan dasar, sehingga pada saat timbul Gejala penumpukkan Gas Amonia, dilakukan pembuangan air pada lapisan bawah kolam. Namun demikikian biasanya pada waktu-waktu tertentu, tetap saja harus dilakukan penggantian air pada kolam budidaya, karena kondisi air sudah tidak memungkinkan untuk digunakan, dan ini biasanya terjadi pada akhir-akhir masa budidaya menjelang masa panen. Untuk menghindari hal tersebut, kami biasanya menyiasati situasi tersebut dengan melakukan "sipon" alias pembersihan dasar kolam dengan menggunakan pompa celup yang "dimofikasi" sehingga dapat digerakkan kesegala arah sudut kolam. Cara ini ternyata cukup efektif, karena setelah rutin melakukan sipon dengan alat ini, kami (hampr-hampir) tidak lagi melakukan kegiatan ganti air pada 34 petak kolam pembesaran kami, dari mulai penebaran benih sampai panen kami lakukan, dan pertumbuhan Lele kami sudah lumayan bagus, karena kami hanya memerlukan waktu pembesaran hanya 2 bulan sejak penebaran bibit ukuran 6-8 kami lakukan, dengan hasil panen ukuran 8-10 ekor perkilogram.